Tahun 2009 telah hilang, lenyap bersama waktu.
Dulu, saat tahun 2008 hampir berakhir, kita pikir tahun 2009 adalah Tahun yang Baru. Tapi sekarang, tahun 2009 (yang dulu pernah jadi thn baru itu) telah menjadi tahun yang lama. Yang namanya waktu itu benar-benar rajin, dia tidak pernah berhenti barang sedetik pun. Semua orang diseret oleh waktu, suka atau tidak suka. Gadis yang cantik jelita suatu hari akan menjadi nenek-nenek yang ompong dan bawel yang encoknya sering kambuh. Pria yang ganteng dan gagah, suatu hari akan menjadi engkong-engkong yang ngompol dan stroke yang sakit jantung. Apakah hidup hanya seperti itu ? Kerja..kerja...kerja.. lalu tua dan mati ? Tidak juga, kalau dilihat lebih teliti.
Ada orang yang hidupnya singkat tapi sangat bermakna, ada orang yang hidupnya sangat panjang tapi sia-sia. Nah, kalau anda ingin agar hidup tidak sia-sia, ini saya kasi bocoran sedikit. Anda harus tahu bagaimana cara menghitung waktu dengan benar!
Ada 4 cara menghitung waktu.
1. Cara Penjumlahan.
Kalau hari ini kita berumur 17 tahun,maka tahun depan umur kita akan bertambah 1 tahun menjadi 18 tahun. Ini adalah cara menghitung umur yang paling sederhana, paling sesuai bagi anak kecil. (kalau anda masih menghitung umur dengan cara ini, anda masih anak-anak)
2. Cara Pengurangan.
Setelah semakin sering kita ber-ulang tahun, akhirnya kita sadar bahwa setiap kali kita ulang tahun, sebenarnya umur kita bukannya bertambah, tapi Berkurang ! Setiap kali ulang tahun maka sisa umur kita semakin sedikit, kita semakin dekat pada akhir hayat. Orang yang sudah menyadari bahwa sisa hidupnya makin hari makin sedikit adalah orang yang sudah Dewasa.
3. Cara PerKalian.
Setelah sadar bahwa umur kita terus berkurang, maka kita harus tahu cara menghitung waktu yang KeTiga yaitu bagaimana caranya melipatgandakan waktu yang kita miliki. Misalnya saat kena macet dijalan, kita membaca buku (bisa dong kalo punya supir). Ini adalah contoh bagaimana kita melipatgandakan waktu.
Prinsipnya adalah : dalam waktu yang sama, kita memperoleh lebih banyak.
Contoh lain adalah : McDonald membuka cabang diseluruh dunia.
Saat pemiliknya sedang tidur pun, masih ada cabangnya dibagian belahan dunia lain yang sedang menghasilkan uang. Coba kalau McDonald hanya punya satu cabang, berapa waktu yang dibutuhkan untuk mengumpulkan uang sebanyak yang dimilikinya sekarang ? Mungkin butuh ribuan tahun.
Cara KeTiga ini adalah cara yang dipakai oleh orang-orang yang paling pandai diseluruh dunia. Mereka memikirkan bagaimana agar dalam hidup yang singkat bisa melakukan produktifitas yang lebih besar, bisa memperoleh sebanyak mungkin. Kalau kita berhasil memahami cara menghitung waktu Yang KeTiga maka kita adalah orang Pandai ! Tapi kita
belum bisa dikatakan sebagai orang yang Bijaksana bila belum mengerti cara menghitung waktu yang KeEmpat.
4. Cara PemBagian.
Setelah berhasil melipatgandakan waktu yang kita miliki dan mendapat begitu banyak hal dalam hidup kita, maka yang harus kita lakukan kemudian adalah : Membagikannya. Kalau kita mendapat banyak ilmu, sebarkan semua sebelum kita mati, kalau kita mendapat banyak harta, bagikan semua sebelum ajal menjemput. Seorang filsuf berkata, "orang yang mati dalam keadaan kaya adalah orang yang paling bodoh" Maksudnya, uang itu buat apa ? kan gak bisa dibawa mati bukan ? Memang sudah menjadi tugas kita untuk membagikan semua berkat yang pernah kita peroleh kepada orang lain. Dengan memahami cara menghitung waktu yang KeEmpat maka hidup kita menjadi bermakna. Maka kita tak akan menyesal kapanpun kita harus mati.
Resume
Empat Cara Menghitung Waktu
1. Cara Penjumlahan (caranya anak Kecil)
2. Cara Pengurangan (cara orang Dewasa)
3. Cara Perkalian (cara orang Pandai)
4. Cara Pembagian (cara orang Bijaksana)
Sedikit tambahan dari Tedi Rahardjo…
Sampai sekarang saya masih terus memikirkan cara yang ketiga,bagimana supaya hidup lebih produktif. Supaya waktu kita yang terbatas ini bisa dipakai untuk mendapat lebih banyak. Salah satu yang paling efektif adalah banyak baca. Maka kita bisa Menyerap hasil pemikiran orang lain yang sudah menghabiskan waktu bertahun-tahun. Contohnya, misalnya kita mau bikin sabun, kalau kita harus meneliti sendiri mungkin butuh bertahun-tahun untuk bisa menemukan resep sabun.
Tapi kalau kita ke gramedia beli buku tentang pembuatan sabun, cukup lima menit waktu yang kita butuhkan untuk mendapatkan rahasianya. Maka 5 menit waktu yang kita pakai untuk membaca, setara dengan waktu bertahun-tahun yang dihabiskan orang lain. Kenapa ada orang tua yang umur 60 sudah pikun, kerjanya cuma minum kopi sore2 sambil baca koran. Tapi ada orang tua-orang tua lain yang memimpin negara dan memimpin perusahaan besar ? Bedanya jauh sekali karena dimulai sejak saat masih muda. Kalau kita tidak pernah berhenti membaca, bayangkan saat kita usia 60, sudah berapa banyak hasil pemikiran orang lain yang berhasil kita serap ?
(ditambah hasil pemikiran kita sendiri tentunya)
Tapi sayangnya kebanyakan orang tidak mau belajar lagi setelah lulus kuliah, makanya besok jadi kakek pikun. Kemarin saya nonton liputan rumah bung Hatta di tv, ternyata koleksi bukunya mencapai 10.000 ! Wajar kalau dia punya kualitas yang berbeda dari orang kebanyakan.
Tambahan dari Narpati
Kebiasaanku membaca hal-hal berat berawal dari baca Kompas dan Tempo dan itu aku baca di rumah tetangga. Sampai akhirnya orangtuaku berlangganan dua itu (sampai Tempo dibredel di pertengahan 90-an), biar aku gak diajari macam-macam oleh tetangga.
Dulu juga karena aku gak punya duit jajan buat ditabung, akhirnya kalau ke rumah tetangga seringkali cuma buat numpang baca buku tetangga. Dari komik milik temanku, sampai buku-buku ensiklopedia milik orang tua temanku.
Coba lain kali kalau baca koran, jangan cuma baca beritanya tetapi juga opininya (setiap koran pasti ada). Berbeda dengan berita yang biasanya sekedar melaporkan berita, opini biasanya berisi yaaa... opini *gubrak. Analisis terhadap sebuah masalah. Kadang-kadang pengetahuan si penulis dicurahkan di situ. Itung2 kuliah gratis (kalau korannya minjam).
Membaca tidak ada gunanya bila tidak melakukan dua hal:
1. Dibagi pengetahuan yang didapat kepada orang lain
2. Menerapkannya kalau cukup cerdas, tambahkan
3. Mengkritiknya untuk lebih maju dari si pengarang buku.
Tambahan lainnya
4. Menulis kembali/menyimpulka n/menganalisa hasil bacaan
Menyebarkannya, salah satu ciri orang bijak...
Empat Cara Menghitung Waktu
Oleh : Tedi Rahardjo
Sumber : Dhany Nugroho
=========================
Rumah Serba Herbal
Jl. Nusantara Raya No.136
Beji Depok 021-7777 972
www.serbaherbal.com
Ada orang yang hidupnya singkat tapi sangat bermakna, ada orang yang hidupnya sangat panjang tapi sia-sia. Nah, kalau anda ingin agar hidup tidak sia-sia, ini saya kasi bocoran sedikit. Anda harus tahu bagaimana cara menghitung waktu dengan benar!
Ada 4 cara menghitung waktu.
1. Cara Penjumlahan.
Kalau hari ini kita berumur 17 tahun,maka tahun depan umur kita akan bertambah 1 tahun menjadi 18 tahun. Ini adalah cara menghitung umur yang paling sederhana, paling sesuai bagi anak kecil. (kalau anda masih menghitung umur dengan cara ini, anda masih anak-anak)
2. Cara Pengurangan.
Setelah semakin sering kita ber-ulang tahun, akhirnya kita sadar bahwa setiap kali kita ulang tahun, sebenarnya umur kita bukannya bertambah, tapi Berkurang ! Setiap kali ulang tahun maka sisa umur kita semakin sedikit, kita semakin dekat pada akhir hayat. Orang yang sudah menyadari bahwa sisa hidupnya makin hari makin sedikit adalah orang yang sudah Dewasa.
3. Cara PerKalian.
Setelah sadar bahwa umur kita terus berkurang, maka kita harus tahu cara menghitung waktu yang KeTiga yaitu bagaimana caranya melipatgandakan waktu yang kita miliki. Misalnya saat kena macet dijalan, kita membaca buku (bisa dong kalo punya supir). Ini adalah contoh bagaimana kita melipatgandakan waktu.
Prinsipnya adalah : dalam waktu yang sama, kita memperoleh lebih banyak.
Contoh lain adalah : McDonald membuka cabang diseluruh dunia.
Saat pemiliknya sedang tidur pun, masih ada cabangnya dibagian belahan dunia lain yang sedang menghasilkan uang. Coba kalau McDonald hanya punya satu cabang, berapa waktu yang dibutuhkan untuk mengumpulkan uang sebanyak yang dimilikinya sekarang ? Mungkin butuh ribuan tahun.
Cara KeTiga ini adalah cara yang dipakai oleh orang-orang yang paling pandai diseluruh dunia. Mereka memikirkan bagaimana agar dalam hidup yang singkat bisa melakukan produktifitas yang lebih besar, bisa memperoleh sebanyak mungkin. Kalau kita berhasil memahami cara menghitung waktu Yang KeTiga maka kita adalah orang Pandai ! Tapi kita
belum bisa dikatakan sebagai orang yang Bijaksana bila belum mengerti cara menghitung waktu yang KeEmpat.
4. Cara PemBagian.
Setelah berhasil melipatgandakan waktu yang kita miliki dan mendapat begitu banyak hal dalam hidup kita, maka yang harus kita lakukan kemudian adalah : Membagikannya. Kalau kita mendapat banyak ilmu, sebarkan semua sebelum kita mati, kalau kita mendapat banyak harta, bagikan semua sebelum ajal menjemput. Seorang filsuf berkata, "orang yang mati dalam keadaan kaya adalah orang yang paling bodoh" Maksudnya, uang itu buat apa ? kan gak bisa dibawa mati bukan ? Memang sudah menjadi tugas kita untuk membagikan semua berkat yang pernah kita peroleh kepada orang lain. Dengan memahami cara menghitung waktu yang KeEmpat maka hidup kita menjadi bermakna. Maka kita tak akan menyesal kapanpun kita harus mati.
Resume
Empat Cara Menghitung Waktu
1. Cara Penjumlahan (caranya anak Kecil)
2. Cara Pengurangan (cara orang Dewasa)
3. Cara Perkalian (cara orang Pandai)
4. Cara Pembagian (cara orang Bijaksana)
Sedikit tambahan dari Tedi Rahardjo…
Sampai sekarang saya masih terus memikirkan cara yang ketiga,bagimana supaya hidup lebih produktif. Supaya waktu kita yang terbatas ini bisa dipakai untuk mendapat lebih banyak. Salah satu yang paling efektif adalah banyak baca. Maka kita bisa Menyerap hasil pemikiran orang lain yang sudah menghabiskan waktu bertahun-tahun. Contohnya, misalnya kita mau bikin sabun, kalau kita harus meneliti sendiri mungkin butuh bertahun-tahun untuk bisa menemukan resep sabun.
Tapi kalau kita ke gramedia beli buku tentang pembuatan sabun, cukup lima menit waktu yang kita butuhkan untuk mendapatkan rahasianya. Maka 5 menit waktu yang kita pakai untuk membaca, setara dengan waktu bertahun-tahun yang dihabiskan orang lain. Kenapa ada orang tua yang umur 60 sudah pikun, kerjanya cuma minum kopi sore2 sambil baca koran. Tapi ada orang tua-orang tua lain yang memimpin negara dan memimpin perusahaan besar ? Bedanya jauh sekali karena dimulai sejak saat masih muda. Kalau kita tidak pernah berhenti membaca, bayangkan saat kita usia 60, sudah berapa banyak hasil pemikiran orang lain yang berhasil kita serap ?
(ditambah hasil pemikiran kita sendiri tentunya)
Tapi sayangnya kebanyakan orang tidak mau belajar lagi setelah lulus kuliah, makanya besok jadi kakek pikun. Kemarin saya nonton liputan rumah bung Hatta di tv, ternyata koleksi bukunya mencapai 10.000 ! Wajar kalau dia punya kualitas yang berbeda dari orang kebanyakan.
Tambahan dari Narpati
Kebiasaanku membaca hal-hal berat berawal dari baca Kompas dan Tempo dan itu aku baca di rumah tetangga. Sampai akhirnya orangtuaku berlangganan dua itu (sampai Tempo dibredel di pertengahan 90-an), biar aku gak diajari macam-macam oleh tetangga.
Dulu juga karena aku gak punya duit jajan buat ditabung, akhirnya kalau ke rumah tetangga seringkali cuma buat numpang baca buku tetangga. Dari komik milik temanku, sampai buku-buku ensiklopedia milik orang tua temanku.
Coba lain kali kalau baca koran, jangan cuma baca beritanya tetapi juga opininya (setiap koran pasti ada). Berbeda dengan berita yang biasanya sekedar melaporkan berita, opini biasanya berisi yaaa... opini *gubrak. Analisis terhadap sebuah masalah. Kadang-kadang pengetahuan si penulis dicurahkan di situ. Itung2 kuliah gratis (kalau korannya minjam).
Membaca tidak ada gunanya bila tidak melakukan dua hal:
1. Dibagi pengetahuan yang didapat kepada orang lain
2. Menerapkannya kalau cukup cerdas, tambahkan
3. Mengkritiknya untuk lebih maju dari si pengarang buku.
Tambahan lainnya
4. Menulis kembali/menyimpulka n/menganalisa hasil bacaan
Menyebarkannya, salah satu ciri orang bijak...
Empat Cara Menghitung Waktu
Oleh : Tedi Rahardjo
Sumber : Dhany Nugroho
=========================
Rumah Serba Herbal
Jl. Nusantara Raya No.136
Beji Depok 021-7777 972
www.serbaherbal.com
0 komentar:
Post a Comment