Pasang iklan di sini Rp. 50.000/bulan

5:15 AM
0
Setelah cukup lama dikampanyekan, penggunaan perangkat teknologi informasi yang ramah lingkungan (Green IT) akhirnya mulai mendapat tempat dari para pengambil keputusan bidang TI di sejumlah perusahaan.

Demikian hasil riset Green IT Report 2009 Symantec yang mensurvei eksekutif-eksekutif TI perusahaan, meliputi wakil presiden, direktur, dan eksekutif-eksekutif TI tingkat C.

Menurut survei yang melibatkan 1.052 responden itu, eksekutif senior TI menunjukkan perhatian yang signifikan terhadap strategi dan solusi TI ramah lingkungan (green IT), dikaitkan dengan pengurangan biaya dan tanggung jawab lingkungan.

Data tersebut merujuk pada pergeseran dari implementasi teknologi-teknologi ramah lingkungan untuk tujuan pengurangan biaya menuju ke kesadaran yang lebih seimbang yang juga bertujuan memperbaiki sikap perusahaan/organisasi mengenai lingkungan.

97% responden menyatakan mereka paling tidak mendiskusikan strategi TI ramah lingkungan, sementara 45% mengaku telah mengimplementasikan inisiatif ramah lingkungan. Pembuat keputusan TI diyakini semakin mendukung solusi-solusi TI ramah lingkungan lebih dari sekadar manfaat biaya dan efisiensi TI.

Para responden menyebutkan faktor pendorong utama adalah mengurangi konsumsi listrik (90%), mengurangi biaya pendinginan (87%), dan tekanan kepada perusahaan untuk menjadi ramah lingkungan (86%).

"Pendulum telah berayun ke dua arah dan TI kini mengambil pendekatan seimbang yang lebih integral terhadap strategi ramah lingkungan perusahaan, dibuktikan oleh fakta bahwa mayoritas responden sekarang bertanggung jawab atas biaya energi pusat data mereka," ujat Jose Iglesias, vice president Global Solutions Symantec Corporation dalam keterangan tertulis yang diterima detikINET, Senin (15/6/2009).

Para eksekutif TI juga melaporkan peningkatan signifikan dalam anggaran ramah lingkungan. 73% mengharapkan peningkatan anggaran TI ramah lingkungan dalam 12 bulan ke depan, sementara 19% mengharapkan peningkatan lebih dari 10%. Responden umumnya melaporkan pengeluaran US$ 21 hingga US$ 27 juta untuk listrik pusat data.

Pada saat yang bersamaan, TI rela membayar biaya premium untuk produk yang hemat energi. Dua pertiga dari responden mengatakan mereka rela membayar lebih paling tidak 10%, sementara 41% rela membayar paling tidak 20% lebih tinggi. Selain itu, 89% responden mengatakan efesiensi produk TI penting atau sangat penting.

Riset ini didesain untuk mengukur minat dan rencana responden dalam mengimplementasikan strategi dan solusi untuk membantu mengurangi limbah elektronik yang terkait dengan software, hardware, fasilitas dan perencanaan komputer, dan pada akhirnya mengurangi emisi karbon dari perusahaan/organisasi.

Riset dilakukan di Amerika Serikat, Kanada, Perancis, Italia, Inggris, Brazil, Meksiko, Australia, India, Jepang, Singapura, Malaysia, Korea Selatan, Selandia Baru, dan China.

Sumber : www.detikinet.com

0 komentar:

Post a Comment