Meskipun Charles Darwin yang atheis itu dalam bukunya mengatakan bahwa monyet/kera sebagai hewan yang merupakan nenek moyang manusia, namun ternyata justru babi lah yang secara genetika lebih mirip dengan manusia.
Binatang yang sangat diharamkan dalam Islam ini menurut penelitian ilmiah banyak memiliki kesamaan secara biologis dengan manusia. Penelitian di Jerman yang dipublikasikan dalam situs http://www.gesundheitlicheaufklaerung.de/schweinefleisch-und-gesundheit, mengungkapkan banyak fakta tentang hal tersebut.
Menurut penelitian di Jerman itu, ternyata struktur internal dan kulit babi sangat mirip dengan manusia. Dan inilah salah satu alasan kenapa sering babi dipakai sebagai pengganti anatomi manusia pada praktek bedah mahasiswa kedokteran.
Penelitian tersebut juga mengungkapkan bahwa manusia dan hewan yang mengkonsumsi daging babi, secara bertahap memiliki jaringan ikat yang kaya dengan lemak babi. Dengan kata lain, pemakan daging babi secara lahiriah perilakunya bisa serupa dengan hewan yang dimakannya, seperti pepatah mengatakan “You Ara What You Eat”.
Fakta unik lain yang diungkap oleh penelitian tersebut adalah di laut selatan Polynesia di mana terdapat aksi kanibalisme, konon berawal dari karena adanya kesamaan antara rasa daging babi dengan daging manusia.
Sedangkan Prof. Dr.Ir. Ronny Rachman Noor, M.Rur.Sc, seorang pakar genetika ternak, dalam bukunya berjudul “Rahasia dan Hikmah Pewarisan Sifat” 2009 halaman 61-62, menyatakan:
“Babi memiliki tingkat kesamaan Short Intersperse Nucleotide Element (SINE) dan Long Intersperse Nucleotide Element (LINE) yang sangat tinggi dengan manusia. Memakan daging babi dapat dinilai sama seperti sifat kanibal, sifat yang nantinya dikhawatirkan dapat mengakibatkan kelainan terhadap generasi berikutnya.”
Mungkin ini salah satu hikmah diharamkannya babi oleh Allah SWT dalam Al-Quran. Wallahu a’lam (fq/islampos/makalah seminar Halal Watch)
Sumber : islampos.com
Binatang yang sangat diharamkan dalam Islam ini menurut penelitian ilmiah banyak memiliki kesamaan secara biologis dengan manusia. Penelitian di Jerman yang dipublikasikan dalam situs http://www.gesundheitlicheaufklaerung.de/schweinefleisch-und-gesundheit, mengungkapkan banyak fakta tentang hal tersebut.
Menurut penelitian di Jerman itu, ternyata struktur internal dan kulit babi sangat mirip dengan manusia. Dan inilah salah satu alasan kenapa sering babi dipakai sebagai pengganti anatomi manusia pada praktek bedah mahasiswa kedokteran.
Penelitian tersebut juga mengungkapkan bahwa manusia dan hewan yang mengkonsumsi daging babi, secara bertahap memiliki jaringan ikat yang kaya dengan lemak babi. Dengan kata lain, pemakan daging babi secara lahiriah perilakunya bisa serupa dengan hewan yang dimakannya, seperti pepatah mengatakan “You Ara What You Eat”.
Fakta unik lain yang diungkap oleh penelitian tersebut adalah di laut selatan Polynesia di mana terdapat aksi kanibalisme, konon berawal dari karena adanya kesamaan antara rasa daging babi dengan daging manusia.
Sedangkan Prof. Dr.Ir. Ronny Rachman Noor, M.Rur.Sc, seorang pakar genetika ternak, dalam bukunya berjudul “Rahasia dan Hikmah Pewarisan Sifat” 2009 halaman 61-62, menyatakan:
“Babi memiliki tingkat kesamaan Short Intersperse Nucleotide Element (SINE) dan Long Intersperse Nucleotide Element (LINE) yang sangat tinggi dengan manusia. Memakan daging babi dapat dinilai sama seperti sifat kanibal, sifat yang nantinya dikhawatirkan dapat mengakibatkan kelainan terhadap generasi berikutnya.”
Mungkin ini salah satu hikmah diharamkannya babi oleh Allah SWT dalam Al-Quran. Wallahu a’lam (fq/islampos/makalah seminar Halal Watch)
Sumber : islampos.com
0 komentar:
Post a Comment