Pasang iklan di sini Rp. 50.000/bulan

2:32 PM
0
Hal tersebut terungkap dalam sebuah paparan yang disampaikan oleh Ustadz Rahmat Abdurrahman, Lc, MA yang merupakan wakil ketua LPPI wilayah Indonesia Timur, dalam acara seminar Al-Quran yang berlangsung di masjid Al-Ikhlash Jati Padang, Pasar Minggu Jakarta Selatan, Ahad kemarin (8/4).

"Presiden Iran Rafsanjani (sekarang sudah mantan digantikan oleh Ahmadinejad) pernah dalam suatu waktu melakukan ziarah ke masjid Nabawi, sewaktu memasuki kuburan nabi Muhammad dan setelah mengucapkan shalawat kepadanya, Rafsanjani mulai mencaci-maki dua orang sahabat mulia Nabi, yaitu Abu Bakar dan Umar yang makamnya juga terletak di dekat makam Nabi Muhammad," kata ustadz Rahmat.

Peristiwa tersebut membuat heboh Saudi, yang insiden itu terjadi ketika beliau masih menjadi mahasiswa di Universitas Islam Madinah. Dan tidak berapa lama setelah insiden penghinaan itu, dalam khutbah Jumat di Masjid Nabawi, mungkin untuk pertama kalinya dalam sejarah, Imam Masjid Nabawi Syaikh Ali Huzhaifi menyampaikan khutbah dengan tema kesesatan Syiah. Dengan berapi-api beliau memaparkan betapa sesatnya Syiah di hadapan ribuan jamaah shalat Jumat, papar ustadz Rahmat kepada peserta seminar.

Menariknya, menurut penjelasan ustadz Rahmat, biasanya rekaman isi khutbah bisa didapat oleh para jamaah setelah shalat dengan membeli kaset hasil rekaman atau mengkopi rekaman yang telah disiapkan panitia, namun pada Jumat itu jamaah sama sekali tidak bisa mendapatkannya. Panitia sama sekali tidak menyediakan rekaman khutbah Jumat, bahkan menurut beliau, dia dan rekan-rekannya berkeliling Madinah untuk mencari rekaman itu, karena isi khutbah Syaikh Huzhaifi lain daripada yang lain.

Namun tidak sebatas itu kehebohan dari insiden penghinaan Hashemi Rafsanjani kepada sahabat Nabi. Buntut dari "pembalasan" Syaikh Ali Huzhaifi dengan berkhutbah tentang kesesatan Syiah di masjid Nabawi menyusul adanya insiden penghinaan Rasfanjani kepada sahabat nabi, Syaikh Huzhaifi dicopot dari jabatannya sebagai imam resmi masjid oleh kerajaan Saudi, meski akhirnya jabatan beliau dipulihkan kembali. Kemungkinan besar pencopotan beliau karena khutbah Jumat beliau tentang kesesatan Syiah dianggap bisa memanaskan hubungan Saudi-Iran.

Hashemi Rasfanjani sendiri bukan sosok baru dalam urusan menghina dan mencela sahabat Nabi, sama seperti tokoh-tokoh Syiah rafidhah lainnya. Dalam sebuah dialog di saluran televisi Al-jazeera, Rasfanjani pernah berdebat sengit dengan Syaikh Yusuf Qaradhawi. Ketika itu Rafsanjani dengan bangganya menghina sahabat Nabi Saw, tapi dijawab Syaikh Qaradhawi dengan memuliakan para sahabat Nabi Saw.

Sumber : eramuslim.com

0 komentar:

Post a Comment