Pidato kebudayaan oleh Dato Sri Anwar Ibrahim di Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki, Jakarta Senin 30 Januari malam tadi, membuahkan cerita unik dari mantan Deputi Perdana Menteri Malaysia tersebut. Anwar sempat menceritakan sosok mantan Presiden RI B.J. Habibie.
Bagi Anwar semua mantan Presiden Indonesia memiliki kelebihannya masing-masing. Anwar menyebut tiga Presiden RI yang dianggapnya memukau. Mereka menunjukan dasar kepemimpinan yang berbeda.
"Soekarno itu ada keistimewaannya dengan pidatonya yang memukau dan komitmen serta dengan pembinaan bangsa," ucap Anwar Ibrahim dalam pidato "Kepemimpinan Dalam Era Perubahan Ekonomi dan Politik" di TIM, Jakarta.
"Harto (Soeharto) mempunyai citra dan kepribadian dan kekuatan moral. Tanpa perilaku yang memukau, seorang pemimpin tidak dapat meyakinkan masyarakat," imbuhnya.
Tetapi sepertinya Anwar terkesan dengan mantan Presiden B.J. Habibie. Dirinya menceritakan saat dirinya dirawat di Munich, Jerman dan Habibie bersama istri, almarhumah Ainun Habibie, menjaga Anwar saat menjalani operasi tulang belakang.
"Saya kenal baik dengan Habibie dan sempat berbicara panjang, mengenai transformasi dan langkah-langkah yang diambil (mengenai perubahan di Indonesia). Yang menarik perhatian saya, adalah jawaban dari Habibie adalah kesadaran, moral dan bukan keputusan politik," cerita Anwar.
Namun politisi berusia 64 tahun itu menyatakan ada kelemahan dari langkah yang diambil Habibie. Menurutnya hal tersebut bukanlah keputusan politik, padahal keputusan politik amatlah penting dalam melakukan perubahan dalam suatu sistem perpolitikan suatu negara.
Anwar mengakui, meski keadaan politik di Indonesia yang amat beragam, Indonesia masih bisa menciptakan sesosok tokoh yang tingkat kesadarannya sangat tinggi. Contohnya saat Anwar menanyakan kepada Habibie mengapa dirinya membebaskan tahanan politik di saat era reformasi.
"Mengapa Anda membebaskan semua tahanan politik. Kemudian Habibie menjawab, 'saya nggak tahu, tapi kalau saya terus tahan, saya nggak bisa bertanggungjawab kepada rakyat dan Allah SWT'. Saya bilang kepada Habibie, itu bukan jawaban politis. Tetapi itu bukan jawaban politik, kemudian dia membalas, 'iya itu jawaban yang benar'," jelas Anwar.
Anwar memberikan contoh ini dan menyatakan, bahwa dalam keadaan bobrok pun bila memiliki keyakinan, sebuah negara dapat menghasilkan tokoh yang luar biasa.
Bagi Anwar semua mantan Presiden Indonesia memiliki kelebihannya masing-masing. Anwar menyebut tiga Presiden RI yang dianggapnya memukau. Mereka menunjukan dasar kepemimpinan yang berbeda.
"Soekarno itu ada keistimewaannya dengan pidatonya yang memukau dan komitmen serta dengan pembinaan bangsa," ucap Anwar Ibrahim dalam pidato "Kepemimpinan Dalam Era Perubahan Ekonomi dan Politik" di TIM, Jakarta.
"Harto (Soeharto) mempunyai citra dan kepribadian dan kekuatan moral. Tanpa perilaku yang memukau, seorang pemimpin tidak dapat meyakinkan masyarakat," imbuhnya.
Tetapi sepertinya Anwar terkesan dengan mantan Presiden B.J. Habibie. Dirinya menceritakan saat dirinya dirawat di Munich, Jerman dan Habibie bersama istri, almarhumah Ainun Habibie, menjaga Anwar saat menjalani operasi tulang belakang.
"Saya kenal baik dengan Habibie dan sempat berbicara panjang, mengenai transformasi dan langkah-langkah yang diambil (mengenai perubahan di Indonesia). Yang menarik perhatian saya, adalah jawaban dari Habibie adalah kesadaran, moral dan bukan keputusan politik," cerita Anwar.
Namun politisi berusia 64 tahun itu menyatakan ada kelemahan dari langkah yang diambil Habibie. Menurutnya hal tersebut bukanlah keputusan politik, padahal keputusan politik amatlah penting dalam melakukan perubahan dalam suatu sistem perpolitikan suatu negara.
Anwar mengakui, meski keadaan politik di Indonesia yang amat beragam, Indonesia masih bisa menciptakan sesosok tokoh yang tingkat kesadarannya sangat tinggi. Contohnya saat Anwar menanyakan kepada Habibie mengapa dirinya membebaskan tahanan politik di saat era reformasi.
"Mengapa Anda membebaskan semua tahanan politik. Kemudian Habibie menjawab, 'saya nggak tahu, tapi kalau saya terus tahan, saya nggak bisa bertanggungjawab kepada rakyat dan Allah SWT'. Saya bilang kepada Habibie, itu bukan jawaban politis. Tetapi itu bukan jawaban politik, kemudian dia membalas, 'iya itu jawaban yang benar'," jelas Anwar.
Anwar memberikan contoh ini dan menyatakan, bahwa dalam keadaan bobrok pun bila memiliki keyakinan, sebuah negara dapat menghasilkan tokoh yang luar biasa.
Sumber : okezone.com
0 komentar:
Post a Comment