Amerika mengeluarkan keputusan melalui notifikasinya bahwa crude palm oil (CPO), atau minyak sawit mentah dan turunannya dari Indonesia tidak boleh diperdagangkan di negeranya. Hal ini disebabkan palm oil Indonesia dinilai tidak ramah lingkungan.
"Sebenarnya mereka sudah mengajukan hal tersebut kurang lebih dua minggu lalu. Hari ini kita baru dapat konfirmasi bahwa Noda EPA, yakni otoritas setempat yang concern pada persoalan lingkungan hidup. Noda EPA keluar hari ini, kalau di Amerika kemarin (27/1/2012)," ungkap Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi, akhir pekan lalu.
Dijelaskannya, Indonesia mempunya waktu sampai 27 Februari 2012 untuk memberikan komentar menanggapi notifikasi negeri Paman Sam tersebut.
Menurutnya, ada pihak di AS yang mengajukan kepada pemerintahnya bahwa palm oil base biofeul Indonesia tidak bisa dikategorikan sebagai renewable resource (sumber daya terbarukan).
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa pelaku industri sawit Indonesia melihat di balik kejadian itu, tidak bisa dipungkiri ini bagian dari persaingan dari produk mereka yang menghasilkan minyak nabati, seperti jagung, kemudian juga kedelai dan yang lain.
Atas putusan AS itu, Indonesia akan mengambil langkah dan bantahan. Pun Kedubes RI di Washington telah mengambil langkah menjalin kerjasama dengan mereka yang berkepentingan dengan sawait seperti Indonesia, Malaysia, negara-negara produsen sawit, bahkan juga negara yang sekarang sudah menjadikan sawit bagian dari biofeul, seperti Finlandia.
"Kita tentu akan melakukan langkah-langkah itu membuktikan bahwa sawit itu memiliki dimensi sustainability yang tidak perlu diragukan lagi," tegasnya yakin.
Bantahan ini juga, diharapkan Bayu akan diperkuat dengan kajian ilmiah yang tengah diselesaikan Kementerian Pertanian berkerjasama dengan Eropa. Karenanya sangat diharapkan kajian itu dapat selesai dan dilaporkan dalam waktu dekat ini.
"Kajian scientific ini mengukur tingkat emisi dari sawit perkebunan sawit terhadap emisi gas rumah kaca Indonesia. Saya berharap minggu depan itu bisa segera diselesaikan dan segera kita laporkan. Karena dengan scientific report seperti itu langsung bisa kita jawab kerguan yang tadi diberikan mereka," terangnya.
"Sebenarnya mereka sudah mengajukan hal tersebut kurang lebih dua minggu lalu. Hari ini kita baru dapat konfirmasi bahwa Noda EPA, yakni otoritas setempat yang concern pada persoalan lingkungan hidup. Noda EPA keluar hari ini, kalau di Amerika kemarin (27/1/2012)," ungkap Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi, akhir pekan lalu.
Dijelaskannya, Indonesia mempunya waktu sampai 27 Februari 2012 untuk memberikan komentar menanggapi notifikasi negeri Paman Sam tersebut.
Menurutnya, ada pihak di AS yang mengajukan kepada pemerintahnya bahwa palm oil base biofeul Indonesia tidak bisa dikategorikan sebagai renewable resource (sumber daya terbarukan).
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa pelaku industri sawit Indonesia melihat di balik kejadian itu, tidak bisa dipungkiri ini bagian dari persaingan dari produk mereka yang menghasilkan minyak nabati, seperti jagung, kemudian juga kedelai dan yang lain.
Atas putusan AS itu, Indonesia akan mengambil langkah dan bantahan. Pun Kedubes RI di Washington telah mengambil langkah menjalin kerjasama dengan mereka yang berkepentingan dengan sawait seperti Indonesia, Malaysia, negara-negara produsen sawit, bahkan juga negara yang sekarang sudah menjadikan sawit bagian dari biofeul, seperti Finlandia.
"Kita tentu akan melakukan langkah-langkah itu membuktikan bahwa sawit itu memiliki dimensi sustainability yang tidak perlu diragukan lagi," tegasnya yakin.
Bantahan ini juga, diharapkan Bayu akan diperkuat dengan kajian ilmiah yang tengah diselesaikan Kementerian Pertanian berkerjasama dengan Eropa. Karenanya sangat diharapkan kajian itu dapat selesai dan dilaporkan dalam waktu dekat ini.
"Kajian scientific ini mengukur tingkat emisi dari sawit perkebunan sawit terhadap emisi gas rumah kaca Indonesia. Saya berharap minggu depan itu bisa segera diselesaikan dan segera kita laporkan. Karena dengan scientific report seperti itu langsung bisa kita jawab kerguan yang tadi diberikan mereka," terangnya.
Sumber : tribunnews.com
0 komentar:
Post a Comment