Pasang iklan di sini Rp. 50.000/bulan

10:23 AM
0
Percaya atau tidak, yang namanya nyeleweng itu memang seribu satu macam cara. Ada saja, bisa saja, bahkan yang kelihatan anggun, nggak mungkinlah nyeleweng, malahan nyeleweng juga. Itulah yang dilakukan gadis Jepang yang di hari pertama dinyatakan dewasa, 14 Januari lalu saat perayaan Seijin no Hi, hari kedewasaan Jepang, yang ternyata malah turun salju lebat saat itu.

Sejak awal pagi hari, dengan segala persiapan lengkap, dibantu orangtua, gadis-gadis yang tahun ini berusia 20 tahun, mengenakan gaun kehormatan Jepang, Kimono sejak pagi hari. Ibu melambaikan tangan di depan rumah, melepas anak gadisnya untuk pergi merayakan Hari Kedewasaan di tengah salju lebat hari itu. Di ujung jalan ketemu pacarnya, di antarlah ke tempat upacara Hari Kedewasaan. Selesai acara, karena salju lebat, dingin rupanya.

Untuk menghangatkan badan daripada kedinginan, apalagi bersama pacar, pergilah mereka ke hotel cinta (Love Hotel) yang tarif nya per jam sekitar 2000 yen atau sekitar Rp 216 ribu (kurs Rp 108 per yen). Begitulah tulis majalah mingguan Shukan Post edisi 1 Februari 2013.

Kegiatan sewa kamar jam-jaman itu banyak dilakukan di daerah Maruyamacho, Shibuya Tokyo. Memasuki kamar hotel berdua, bisa dibayangkan sendirilah apa yang mereka lakukan. Kimono dilepas satu persatu. Setelah selesai "acara bersama" di dalam kamar itu, mereka pun bingung apa yang terjadi, tidak bisa pasang kembali kimono sang gadis.

Memang menggunakan gaun kimono sangat sulit. Bukan hanya orang muda, kalangan dewasa pun seringkali angkat tangan sehingga mempercayakan kepada salon kimono khusus untuk itu. Orang lain yang memakaikan kimono karena seluruh bagian harus sempurna, baik depan maupun belakang dan hal itu rasanya sangat sulit sekali dilakukan sendiri.

Usut punya usut, bagaimana solusinya? Ternyata pasangan itu menelepon salon khusus yang biasa membantu orang mengenakan gaun kimono.

Biasanya salon ini ini tidak menerima panggilan ke luar karena di tokonya sendiri juga sibuk melayani tamu yang datang lalu minta dipakaikan kimono. Biasanya memang pagi dan siang hari.

Tapi kalau sudah sore malam hari sudah sepi pelanggan atau sepi tamu.

Nah, justru tanggal 14 Januari sore malam hari mereka jadi sibuk dengan panggilan datang ke hotel oleh para anak muda tersebut.

"Kita tahu hal ini terjadi setiap tahun sekali seperti ini. Biasanya kami tak melakukan pelayanan di luar toko. Tapi khusus di Hari Kedewasaan setahun sekali sudah seperti ini keadaannya," ungkap seorang spesialis pengena gaun kimono.

Lalu apa yang terjadi kemudian? Menurut spesialis itu, ya mereka datang ke hotel, masuk ke kamar tersebut, lalu mulai bekerja menata kembali, menggunakan kembali kimono dengan baik, sehingga seolah kimono tetap seperti awal, pagi hari saat ke luar rumah, tertata baik.

"Biasalah, saat saya ke sana, sang gadis kelihatan tersipu-sipu malu dan yang laki pacarnya juga pura-pura tak melihat saya dan meninggalkan kamar, entar mungkin belanja sesuatu ke luar," kata spesialis itu menuturkan apa yang terjadi, sambil mengedipkan matanya.

Setelah semua baik kembali, utuh seperti semua, kelihatan sang gadis cantik kembali memakai kimono, spesialis pulang, dan pacar kembali ke kamar, membayar biaya hotel, lalu mengajak makan dan mengantar pulang ke rumah sang gadis. Tentu saja ibunya melihat kimono masih bagus, rapih dan tidak acak-acakan, percaya, "Syukurlah gadisku ini sudah jadi dewasa hari ini!"

Memang benar bu, puteri mu jadi dewasa hari itu bersama pacarnya. Benar-benar Hari Kedewasaan di Jepang rupanya.

Sumber : tribunnews.com

0 komentar:

Post a Comment