Menurut kabar, serangan itu terjadi setelah Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu, menuding Hamas sebagai dalang penculikan tiga remaja siswa sekolah seminari Yahudi meskipun sebenarnya Hamas membantah tuduhan itu.
Serangan Israel ke Gaza menyebabkan ratusan warga Palestina meninggal. Bahkan memasuki Lebaran ketiga, 30 Juli 2014 serangan udara oleh Israel, dilaporkan sudah 1.200 warga Palestina meninggal.
Akibat serangan itu, negara zionis ini mendapat kecaman dari negara lain. Tak sedikit penduduk dunia mengutuk keras perbuatan bejat kaum Israel itu walau tak dapat dipungkiri ada juga negara yang mendukung penyerangan tak berperikemanusiaan itu.
Apa yang dilakukan oleh Israel itu sebenarnya merupakan pembantaian. Jauh sebelum dilakukan pembantaian ini, cukup banyak dosa serupa dilakukan oleh Israel pada Palestina.
Pembantaian Qabiyyah
Qabiyyah adalah wilayah yang letaknya 22 kilometer di sebelah timur Al-Quds, wilayah yang saat itu dihuni oleh 2000 orang. Luas kepemilikan tanah warga Qabiyyah saat itu 16504 hektare. Wilayah yang mulanya tenteram itu menjadi saksi sebuah kengerian.
Teror itu dimulai pada sore hari 14 Oktober 1953. Sebanyak 600 tentara Israel menyisir habis dan meratakan desa ini dengan tanah. Setelah mengisolasi penduduknya dari semua kemungkinan pertolongan, pasukan gila ini menembak ke segala arah. Mereka meledakkan seluruh rumah dan membantai penduduknya tanpa ampun. Pembantaian ini berlangsung selama 32 jam. Banyak keluarga yang dibantai habis.
Pembantaian Shabra Shatilla
Pembantaian ini merupakan pembantaian paling terkenal di dunia. Peristiwa ini terjadi pada 18 September 1982. Ariel Sharon, Perdana Menteri Israel kala itu, adalah orang yang paling bertanggung jawab atas pembantaian ini. Ketika itu Israel menggunakan anteknya, yaitu milisi Palangis di Lebanon untuk menghabisi warga Palestina yang mengungsi ke Lebanon.
Batalion Palangis ini menyerang dua perkemahan dan menyiksa penduduk serta membantai wanita, anak-anak, dan orang tua. Jumlah korban yang meninggal ketika itu lebih dari dua belas ribu warga Palestina.
Pembantai Kafr Qasim
Korban dalam pembantaian ini adalah buruh-buruh desa yang baru pulang kerja, padahal mereka kelelahan dan pasti ingin segera bertemu dengan keluarga setelah seharian bekerja di ladang dan tempat kerja. Sekitar pukul 17.00, pada 29 Oktober 1956, daerah di dekat Turkam di sebelah selatan ini menjadi saksi tertumpahnya darah warga Palestina di tangan dingin tentara Israel. Semua buruh yang terkumpul terbunuh, jumlahnya sekitar 49 orang, termasuk 14 wanita dan 3 remaja berumur 12-14 tahun serta 11 anak kecil.
Pembantaian di Masjid Ibrahim, Hebron
Pembantaian ini terjadi di saat warga sedang salat. Mereka ditembak dengan senjata otomatis. Dalam catatan Komite Al-Quds pembantaian itu digambarkan sebagai berikut, “...dan belumlah mereka melengkapi ucapan tasbih kedua dalam sujud tilawah di Masjid Ibrahim di Hebron, dentuman suara granat dan serentetan bunyi peluru senjata otomatis terdengar nyaring di halaman masjid...serpihan-serpihan granat dan peluru menembus kepala, dengkul, dan pundak mereka yang sedang salat...”
Jumlah yang meninggal dalam peristiwa yang berlangsung kurang dari 10 menit ini lebih dari 24 orang. Sementara itu, 350 lainnya cedera berat. Pelakunya hanya seorang, yaitu Baruch Goldstein. Orang ini kemudian dianggap pahlawan oleh orang-orang Israel di Hebron.
Pembantaian ‘Uyun Qaara
Pagi hari, 20 Mei 1989, di ‘Uyun Qaara (dekat Tel Aviv), seorang tentara Israel menembakkan senjata mesinnya ke tengah-tengah sekelompok pekerja Palestina. Tujuh orang tewas seketika.
Pembantaian Qana
Pembantaian ini terjadi di tempat pengungsi milik PBB, Qana, Lebanon pada 18 April 1986). Kemah-kemah yang terletak di Qana, Lebanon, dihujani Israel dengan roket dan rudal. Serangan ini secara terang-terangan diperintahkan oleh Shimon Peres, Perdana Menteri Israel saat itu. Mereka yang terbantai berjumlah 100 orang.
Pembantaian di Desa Balad Asy-Syeikh dan Hawasyah
Pada 1 Januari 1948, kelompok teroris zionis (saat itu Israel belum berdiri) menyerang dengan senjata lengkap dua desa di sebelah Haifa. Seluruh penduduk terbantai tanpa ampun di hadapan para pembantai yang jumlahnya 200 orang.
Pembantaian Nashiruddin
Pembantaian ini terjadi pada 13 Mei 1948 di desa yang terletak di dekat Thabriyah. Bukan hanya keji, Israel juga mempertontonkan kelicikannya yang superdahsyat. Bala tentara zionis mendatangi perkampungan tersebut dengan kostum Arab. Saat penduduk setempat berbaik hati menyambut mereka dengan hangat, mereka memberi hadiah berupa pembantaian tanpa ampun yang merenggut nyawa semua yang hidup di perkampungan itu.
Qabiyyah adalah wilayah yang letaknya 22 kilometer di sebelah timur Al-Quds, wilayah yang saat itu dihuni oleh 2000 orang. Luas kepemilikan tanah warga Qabiyyah saat itu 16504 hektare. Wilayah yang mulanya tenteram itu menjadi saksi sebuah kengerian.
Teror itu dimulai pada sore hari 14 Oktober 1953. Sebanyak 600 tentara Israel menyisir habis dan meratakan desa ini dengan tanah. Setelah mengisolasi penduduknya dari semua kemungkinan pertolongan, pasukan gila ini menembak ke segala arah. Mereka meledakkan seluruh rumah dan membantai penduduknya tanpa ampun. Pembantaian ini berlangsung selama 32 jam. Banyak keluarga yang dibantai habis.
Pembantaian Shabra Shatilla
Pembantaian ini merupakan pembantaian paling terkenal di dunia. Peristiwa ini terjadi pada 18 September 1982. Ariel Sharon, Perdana Menteri Israel kala itu, adalah orang yang paling bertanggung jawab atas pembantaian ini. Ketika itu Israel menggunakan anteknya, yaitu milisi Palangis di Lebanon untuk menghabisi warga Palestina yang mengungsi ke Lebanon.
Batalion Palangis ini menyerang dua perkemahan dan menyiksa penduduk serta membantai wanita, anak-anak, dan orang tua. Jumlah korban yang meninggal ketika itu lebih dari dua belas ribu warga Palestina.
Pembantai Kafr Qasim
Korban dalam pembantaian ini adalah buruh-buruh desa yang baru pulang kerja, padahal mereka kelelahan dan pasti ingin segera bertemu dengan keluarga setelah seharian bekerja di ladang dan tempat kerja. Sekitar pukul 17.00, pada 29 Oktober 1956, daerah di dekat Turkam di sebelah selatan ini menjadi saksi tertumpahnya darah warga Palestina di tangan dingin tentara Israel. Semua buruh yang terkumpul terbunuh, jumlahnya sekitar 49 orang, termasuk 14 wanita dan 3 remaja berumur 12-14 tahun serta 11 anak kecil.
Pembantaian di Masjid Ibrahim, Hebron
Pembantaian ini terjadi di saat warga sedang salat. Mereka ditembak dengan senjata otomatis. Dalam catatan Komite Al-Quds pembantaian itu digambarkan sebagai berikut, “...dan belumlah mereka melengkapi ucapan tasbih kedua dalam sujud tilawah di Masjid Ibrahim di Hebron, dentuman suara granat dan serentetan bunyi peluru senjata otomatis terdengar nyaring di halaman masjid...serpihan-serpihan granat dan peluru menembus kepala, dengkul, dan pundak mereka yang sedang salat...”
Jumlah yang meninggal dalam peristiwa yang berlangsung kurang dari 10 menit ini lebih dari 24 orang. Sementara itu, 350 lainnya cedera berat. Pelakunya hanya seorang, yaitu Baruch Goldstein. Orang ini kemudian dianggap pahlawan oleh orang-orang Israel di Hebron.
Pembantaian ‘Uyun Qaara
Pagi hari, 20 Mei 1989, di ‘Uyun Qaara (dekat Tel Aviv), seorang tentara Israel menembakkan senjata mesinnya ke tengah-tengah sekelompok pekerja Palestina. Tujuh orang tewas seketika.
Pembantaian Qana
Pembantaian ini terjadi di tempat pengungsi milik PBB, Qana, Lebanon pada 18 April 1986). Kemah-kemah yang terletak di Qana, Lebanon, dihujani Israel dengan roket dan rudal. Serangan ini secara terang-terangan diperintahkan oleh Shimon Peres, Perdana Menteri Israel saat itu. Mereka yang terbantai berjumlah 100 orang.
Pembantaian di Desa Balad Asy-Syeikh dan Hawasyah
Pada 1 Januari 1948, kelompok teroris zionis (saat itu Israel belum berdiri) menyerang dengan senjata lengkap dua desa di sebelah Haifa. Seluruh penduduk terbantai tanpa ampun di hadapan para pembantai yang jumlahnya 200 orang.
Pembantaian Nashiruddin
Pembantaian ini terjadi pada 13 Mei 1948 di desa yang terletak di dekat Thabriyah. Bukan hanya keji, Israel juga mempertontonkan kelicikannya yang superdahsyat. Bala tentara zionis mendatangi perkampungan tersebut dengan kostum Arab. Saat penduduk setempat berbaik hati menyambut mereka dengan hangat, mereka memberi hadiah berupa pembantaian tanpa ampun yang merenggut nyawa semua yang hidup di perkampungan itu.
Pembantaian Deir Yasin
Deir Yasin adalah saksi pembantaian paling biadab di dunia. Kampung berpenduduk 600 orang yang terletak di dekat kota Al-Quds ini diserbu oleh dua kelompok teroris Israel, yaitu Al-Alghun (Irgun) dan Stieren yang berjumlah 300 orang yang diperisai dengan panser-panser. Mereka menyerang dari rumah ke rumah, kemudian membantai siapa pun yang mereka temui, baik yang sendirian maupun bersama anggota keluarga. Setelah itu kelompok teroris Haganah datang dan menguburkan semua mayat korban untuk menghilangkan jejak. Kejadian ini terjadi pada 9 Oktober 1948.
Pembantaian Adduwaimah
Tentara Israel batalion unit 89 menyerbu Desa Adduwaimah yang terletak di sebelah tenggara Kota Hebron pada 30 Oktober 1948. Batalion ini dipimpin Morshe Dayyan, tokoh Zionis yang dikagumi Ariel Sharon. Mereka merangsek masuk desa dan membantai 96 orang dan anak-anak dengan cara memecahkan kepalanya.
Pembantaian-pembantaian yang dilakukan Israel itu hanya sebagian dari jumlah pembantaian biadab yang tak dapat lagi dihitung dengan jari. Kebiadaban Israel ini merupakan sifat asli mereka. Tak salah jika Adolf Hitler, tokoh utama Nazi Jerman, berujar, “Bisa saja saya memusnahkan semua Yahudi di dunia, tapi saya sisakan sedikit saja yang hidup agar kamu tahu alasan saya membunuh mereka.”
Sumber : atjehpost.com
0 komentar:
Post a Comment