Pasang iklan di sini Rp. 50.000/bulan

5:47 PM
0
Dalam legenda kerap diceritakan keberadaan monster-monster dari lautan. Misalnya saja Aspidokhelon, kura-kura raksasa atau paus yang tampak seperti pulau dan memberi malapetaka bagi para pelaut. Nah, saat ini pun laut masih menjadi rumah bagi sejumlah monster.

Monster di sini merujuk pada beberapa arti kata monster dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yakni binatang, orang, atau tumbuhan yang bentuk atau rupanya sangat menyimpang dari yang biasa; makhluk yang berukuran luar biasa besar; makhluk yang menakutkan.

Nah, berikut ini beberapa monster-monster yang tinggal di laut:

1. Hiu Mulut Besar

Megamouth shark alias hiu mulut besar merupakan spesies hiu yang sangat langka. Dari wikipedia, spesies ini ditemukan pada 1976 dan hanya sedikit saja yang telah terlihat. Hingga 2012 ada 54 spesimen yang ditangkap atau dilihat, termasuk 3 ekor yang digunakan untuk keperluan syuting film.

Ikan dengan nama ilmiah Megachasma pelagios ini berenang dengan mulut terbuka lebar, seperti paus. Mulutnya memiliki kemampuan memfilter air untuk mengambil plankton dan ubur-ubur untuk menjadi makanannya.

Karena tidak seperti hius lainnya, hiu ini memiliki nama famili sendiri yakni Megachasmidae. Namun ada pula yang menyarankan hiu mulut besar ini termasuk famili Cetorhinidae, di mana hiu basking juga menjadi anggotanya.

Ikan ini memiliki warna cokelat-hitam di bagian atas tubuhnya, sedangkan bagian bawahnya berwarna putih. Hiu ini juga memiliki ekor yang asimetris, mirip dengan hiu perontok (thresher shark). Bagian dalam insang dilapisi semacam jari-jari seperti alat penyapu.

Tubuh hiu mulut lebar memiliki lembut dan lembek, serta tidak memiliki keel. Tubuh hewan ini bisa berkembang hingga mencapai panjang 5,5 meter. Umumnya hiu mulut besar jantan memiliki panjang 4 meter, sedangkan yang betina memiliki panjang 5 meter. Bobot ikan ini saat dewasa dilaporkan bisa mencapi 1.215 kg.

Meski bermulut besar hingga mencapai 1,3 meter, namun hiu jenis ini tidak memiliki gigi-gigi yang tajam. Sehingga hiu ini tidak berbahaya bagi manusia. Di mulutnya terdapat photophores bercahaya yang bisa menarik plankton dan ikan kecil untuk mendekat.

Hiu mulut besar dengan panjang 4,9 meter pernah tertangkap di dekat permukaan Dana Point, California, pada 1990. Dan pada Maret 2009, hiu jenis ini dilaporkan terjaring di kedalaman 200 meter.

Pada siang hari hiu mulut besar berenang di kedalaman 120-160 m. Begitu matahari terbenam, dia akan banyak menghabiskan waktu di kedalaman 12-25 meter. Hiu ini memiliki pergerakan yang lambat yakni antara 1,5-2,1 km/jam. Spesies ini bekembang biak dengan cara ovovivipar, yakni hiu muda akan berkembang dalam telur yang berada di tubuh induknya hingga akhirnya menetas.

2. Fangtooth, Si Ikan Bertaring

Ikan ini memiliki tampilan seram. Tubuhnya pendek, dan kepalanya besar. Di mulutnya bercokol taring-taring yang panjang dan runcing, serta memiliki rahang yang kokoh. Diperkirakan ikan ini merupakan ikan yang memiliki gigi relatif paling besar untuk ikan seukurannya di laut.

Gigi-gigi itu digunakan untuk mengunyah makanan. Terkadang bahkan makanannya berukuran lebih besar dari dirinya. Lalu apa makanannya? Apapun yang dia temui akan dimakan, lantaran makanan yang sulit didapat di habitatnya.

Ikan dari famili Anoplogastridae ini hidup di laut dalam. Banyak terdapat di seluruh dunia, terutama di wilayah laut beriklim sedang dan tropis. Nah, dalam genus Anoplogaster terdapat dua jenis spesies ikan bertaring yakni Anoplogaster brachycera yang memiliki taring lebih pendek, dan Anoplogaster cornuta.

Ikan ini berwarna cokelat tua sampai hitam. Cahaya warna abu-abu bisa terlihat dari duri panjang di kepala spesies yang hidup di kedalaman sekitar 16.000 kaki ini.

Meskipun ikan ini memiliki wajah yang mengerikan, namun ikan ini ukurannya kecil. Panjang maksikmal ikan ini hanya 16 cm. Di kepalanya yang besar terdapat sepasang mata yang tidak terlalu baik daya lihatnya. Namun gigi taringnya yang menonjol menutupi kekurangan ini dengan membantu merasakan gerakan dan getaran air di sekitarnya.

3. Viperfish, Si Predator Gesit

Viperfish, ikan dengan nama latin Chauliodus Sloani ini dikenal sebagai predator gesit di laut dalam. Ikan ini memakan mangsanya, utamanya rustacea dan ikan kecil dengan mulutnya yang lebar dan gigi-gigi yang panjang dan tajam.

Taring-taring di mulitnya begitu besarnya sehingga tidak muat masuk seluruhnya ke dalam mulut. Diperkirakan giginya yang tajam digunakan untuk menusuk mangsa setelah berenang dengan kecepatan tinggi ke arah mereka.

Punggung ikan ini yang memiliki photophore yang mampu memproduksi cahaya melalui proses bioluminensis. Cahaya yang berkedip-kedip itu dapat memancing mangsa untuk mendekat ke arah ikan yang tinggal di kedalaman 80-1600 meter ini (ada pula yang mengatakan tinggal di kedalaman 2.800 meter).

Mulutnya yang besar di dukung rahang yang seperti mempunyai engsel. Karena itu viperfish bisa memakan mangsa yang ukurannya lebih besar dari dirinya. Ikan ini juga mempunyai perut yang besar.

Seperti fangtooth, kendati berpenampilan garang, namun viperfish adalah hewan yang relatif kecil. Tubuhnya hanya memiliki panjang sekitar 30 cm, dengan warna biru keperakan gelap, dan ada juga yang berwarna hijau keperakan atau kehitaman.

Ikan ini mampu tidak makan berhari-hari, sebagai adaptasi atas minimnya bahan makanan di laut dalam. Ikan yang ditengarai dapat hidup hingga usia 15-30 tahun ini juga dimangsa beberapa spesies laut seperti lumba-lumba dan dragonfish.

4. Anglerfish, Si Ikan Bertampang Marah

Ikan anglerfish selalu tampak sedang marah. Mulutnya besar dan penuh dengan gigi-gigi yang lancip dan tajam. Rahangnya yang besar dan tubuhnya yang lentur membuat ikan ini mampu menelan mangsa yang ukurannya mencapai dua kali lipat tubuhnya.

Ikan dengan nama latin Lophius piscatorius ini hidup di kedalaman 3.300 hingga 6.600 kaki. Ada yang menyebut ikan ini mirip buaya karena selalu bersembunyi dalam mengintai sebelum menyergap mangsanya.

Ikan yang Indonesia disebut sebagai ikan pemancing atau bersungut ini menggunakan semacam tiang lampu bercahaya yang terletak di atas moncongnya untuk menarik mangsa. Kulit ikan ini berwarna hitam dan gelap sehingga cocok untuk berkamuflase dari pemangsanya.

Namun bola lampu bercahaya itu sebenarnya hanya dimiliki oleh anglerfish betina. Karena itu anglerfish jantan yang tidak bia mencari makanan sendiri harus menemukan seekor betina demi bertahan hidup.

Begitu anglerfish jantan bertemu dengan betina, dia akan menusuk giginya yang tajam ke dalam tubuh betina dan menempel padanya. Ikan jantan lantas melepaskan enzim yang melarutkan kulit dari mulutnya sehinggatubuh keduanya pun menyatu.

Kemudian ikan jantan akan kehilangan seluruh tubuh dan organ internal, kecuali gonad yang merupakan testisnya. Nah, testis inilah yang akan melepaskan sperma setiap kali si betina melepaskan sel telur. Para ilmuwan menemukan di satu ekor anglerfish betina ditempeli hingga 6 bahkan 8 ekor pejantan.

Sebagian kecil anglerfish jantan yang tidak menemukan pasangan, maka tubuhnya akan meningkat drastis dalam hal ukuran, dan kemudian dia berubah menjadi seekor betina.

5. Cumi-cumi Raksasa

Cumi-cumi raksasa adalah spesies yang berasal dari genus Architeuthis dan keluarga Architeuthidae. Ada 8 pesies dari keluarga ini. Berbeda dengan cumi-cumi yang biasa kita konsumsi, cumi-cumi raksasa dapat tumbuh sampai ukuran yang sangat besar. 13 Meter untuk betina dan 10 meter untuk si jantan.

Cumi-cumi raksasa ditengarai salah satu hewan invertebrata alias tidak bertulang belakang paling besar yang ada di Bumi. Dikutip dari nationalgeographic.com, cumi-cumi terbesar yang pernah ditemukan memiliki panjang 18 meters dengan bobot 900 kg.

Seperti cumi-cumi lainnya, si raksasa yang satu ini juga memiliki mantel atau batang tubuh dengan 8 lengan dan dua tentakel panjang. Karena punya lengan banyak dan tentakel panjang, membuat cumi-cumi raksasa lebih ringan ketimbang predator utama mereka, paus sperma yang memiliki berat ratusan bahkan ribuan kilogram.

Tentakel ini membantu cumi-cumi membawa makanan masuk ke rongga seperti mulut. Makanan spesies ini adalah ikan, udang dan cumi-cumi lainnya. Beberapa orang berpendapat cumi-cumi terkadang juga menyerang dan memakan paus kecil.

Spesies yang dapat bergerak cepat di air ini bernafas dengan dua insang besar di dalam rongga mantelnya. Hewan ini memiliki sistem peredaran darah tertutup dan seperti cumi-cumi lain, mereka memiliki tinta hitam yang digunakan untuk menghindari predator.

Seperti cumi-cumi kolosal, cumi-cumi raksasa adalah makluk yang memiliki mata terbesar di dunia hewan, yakni dengan diameter sekitar 25 cm. Mata besar ini sangat bermanfaat bagi cumi-cumi raksasa yang hidup di laut dalam, di mana cahaya sangatlah minim.

Tak hanya itu, ditengarai cumi-cumi raksasa laut dalam memiliki penis sepanjang tubuhnya ketika ereksi. Hal itu disampaikan Dr Alexander Arkhipin, pakar perikanan laut dalam dari Departemen Perikanan Pemerintah Kepulauan Falkland (Malvinas) yang berbasis di Stanley. Saat melakukan reproduksi, cumi-cumi jantan menyemprotkan sperma dari penisnya ke dalam tubuh cumi-cumi betina.

Cara reproduksi ini berbeda dengan cumi-cumi laut dangkal yang memiliki alat kelamin berukuran pendek, kemudian salah satu tentakel akan mengalihkan sperma yang dikeluarkan ke cumi-cumi betina.

Cumi-cumi raksasa tersebar luas di lautan dunia. Dari wikipedia, hewan tersebut biasanya ditemukan dekat lereng benua dan pulau di Samudra Atlantik Utara, terutama Newfoundland, Norwegia, Kepulauan Inggris utara, Spanyol serta pulau Azores dan Madeira. Ada juga di Atlantik Selatan sekitar selatan Afrika, Pasifik Utara di Jepang, serta Pasifik barat daya sekitar Selandia Baru dan Australia Spesimen ini jarang ditemukan di lintang tropis dan kutub. Terkadang cumi-cumi raksasa ini ditemukan terdampar di pantai.

Sumber : detik.com

0 komentar:

Post a Comment