Pasang iklan di sini Rp. 50.000/bulan

1:53 PM
0
Negara Swedia mengawali era kehidupan manusia tanpa uang kertas, atau Cashless Society. Dalam segi kehidupan ini, sebenarnya perbankan – para pemilik bank, sukses mengontrol dan menguasai akses paling vital dalam kehidupan masyarakat, yaitu Uang. Tanpa sadar, masyarakat Swedia telah terperangkap dalam penjara kekuasaan mutlak bank sentral.

 Sejak pendeta Johan Tyrberg dari gereja Carl Gustav , pada 7 September 2011 yang lalu memperkenalkan cara bersedekah tanpa uang tunai, kehidupan sosial ekonomi masyarakat di Kota Karlshamn, Swedia Utara, berubah. Kebiasaan bersedekah tanpa uang tunai ini dengan cepat menyebar ke penjuru negeri Eropa Utara itu. Minat masyarakat Swedia yang sangat tinggi dengan internet atau dunia maya, dan kecanduan atas ‘uang elektronik’ ternyata mampu menggusur keberadaan uang tunai (banknote & coin).

Negara Swedia mengawali era kehidupan manusia tanpa uang kertas, atau Cashless Society. Dalam segi kehidupan ini, sebenarnya perbankan – para pemilik bank, sukses mengontrol dan menguasai akses paling vital dalam kehidupan masyarakat, yaitu Uang. Tanpa sadar, masyarakat Swedia telah terperangkap dalam penjara kekuasaan mutlak bank sentral.

Tentu saja, pihak yang paling diuntungkan atas digunakannya Uang elektronik adalah perusahaan dan bank-bank di Swedia penyedia layanan uang elektronik yang berkoordinasi dengan Sveriges Riksbank – bank sentral Swedia. Mereka sekarang tidak lagi repot-repot menerbitkan uang kertas dan koin mata uang Krona, yang memerlukan biaya besar. Karena sejak (9/9/12) uang tunai hanya merupakan 3% dari alat pembayaran dalam transaksi nasional. Dan diprediksi, diawal tahun 2013 transaksi dengan uang elektronik dapat mencapai 99,9%. Swedia hanya menyediakan uang tunai Krona(r) kurang dari 1% bagi para wisatawan asing saja.

Sui Kian, Seorang analis ekonomi dan pelaku pasar Valuta asing yang berbasis di Singapore, mengomentari fenomena hilangnya uang tunai di Swedia: “Dengan sistem uang elektronik, otomatis bank sentral – investor perbankan mendapat limpahan secara mutlak atas segala sendi kehidupan masyarakat Swedia, yang meliputi berbagai bidang, seperti: keuangan, perdagangan barang-jasa, pajak, layanan sosial, pendidikan, kesehatan, transfortasi umum, perumahan, penginapan, hiburan, wisata, media massa, hukum, politik, bahkan kehidupan religi. Semua sendi kehidupan ini, pada akhirnya berada dalam kebijakan otoriter superior para bankir rentenir penyedia layanan dunia maya”.(1/10/12).

Pengamatan koresponden pelitaonline.com (POL) di Kota Stockholm melaporkan, bahwa sebenarnya banyak warga asli Swedia yang tidak suka dengan fenomena ‘menghilangnya’ uang tunai dari kehidupan mereka yang religus. Sebut saja Vierra Kihnn (60 tahun) kesulitan menggunakan uang tabungan dan uang pensiunannya untuk bertransaksi sehari-hari di kehidupannya. “Sekarang banyak toko, taksi dan bank yang tidak lagi menerima uang Kroner, padahal uang ini resmi dari negara. Saya sering kesulitan mengambil pensiun, yang kata mereka sudah di transfer ke dalam kartu plastik saya. Rasanya seperti hidup di neraka.” Ujarnya polos tanpa kuatir dicerca pihak lain.

Sumber : pelitaonline.com

0 komentar:

Post a Comment