Perekonomian Indonesia beberapa tahun terakhir tumbuh dengan pesat, didorong oleh tingginya harga sumber daya alam danora konsumsi domestik yang tinggi. Hal ini menyebabkan munculnya orang-orang kaya baru di Indonesia.
Majalah bisnis terkemuka, Forbes, kembali merilis daftar 40 orang terkaya di Indonesia. Total kekayaan para taipan di Tanah Air itu diperkirakan mencapai US$88,6 miliar atau Rp841,7 triliun (kurs Rp9.500). Jika dibandingkan tahun lalu, total kekayaan orang kaya RI naik 4 persen dari sebelumnya US$85,1 miliar.
Forbes menyusun daftar orang terkaya Indonesia dengan menggunakan ukuran kepemilikan saham, dan informasi keuangan yang diperoleh dari keluarga, individu, bursa efek, analis, serta sumber lainnya. Nilai taksirannya dihitung berdasarkan harga saham dan nilai tukar uang per 14 November 2012.
Dalam daftar terbaru ini, beberapa pengusaha turun peringkat karena anjloknya permintaan dan harga batu bara dunia. Namun, Indonesia masih diuntungkan dengan peningkatan konsumsi kelas menengah. Faktor ini ikut berkontribusi dalam peningkatan harta orang-orang terkaya Indonesia tahun ini.
Namun, beberapa taipan mengalami loncatan peringkat yang luar biasa. Salah satunya adalah Chairul Tanjung. Pengusaha yang akrab disapa CT ini lompat enam peringkat ke posisi lima. Nilai kekayaan CT per November 2012 ditaksir sebesar US$3,4 miliar, naik 61 persen dari posisi 2011 lalu sebesar US$2,1 miliar.
Lonjakan kekayaan lulusan kedokteran gigi Universitas Indonesia ini disebabkan penguatan lini bisnis media di bawah bendera Trans Corp Media dan langkahnya mengakusisi 100 persen saham Carrefour Indonesia. Chairul merupakan contoh pengusaha yang diuntungkan dengan peningkatan konsumsi kelas menengah di atas.
Di bawah CT, terdapat Sri Prakash Lohia yang melambung dari posisi ke-13 ke peringkat enam, dengan total kekayaan US$3 miliar. Pengusaha keturunan India ini merupakan pemilik Indorama Corporation dan Indorama Ventures.
Prakash memulai bisnis pabrik pemintalan benang di Purwakarta. Dia lalu merambah bisnis petrokimia. Bisnisnya berkembang pesat. Saat ini dia mempunyai berbagai pabrik di luar negeri, seperti pabrik pupuk urea di Afrika Barat. Saat ini Prakash lebih banyak tinggal di London dan mengendalikan berbagai perusahaannya dari kota ini.
Kekayaan mochtar Riady dan keluarga juga mengalami lonjakan signifikan, dari peringkat 38 ke nomor 11, dengan total kekayaan sebesar US$2,2 miliar. Harta pemilik grup Lippo ini menggelembung karena berbagai langkah akusisi di luar negeri. Salah satunya, karena mereka membeli 40 persen saham Fraser&Neave Ltd (F&N) sebesar 13,1 miliar dolar Singapura atau setara Rp102 triliun. Forbes menilai langkah ini berpotensi menjadi transaksi terbesar di Asia Tenggara.
Pengusaha lain yang menikmati lonjakan kekayaan akibat konsumsi kelas menengah adalah Kuncoro Wibowo. Roda bisnis pemegang lisensi perusahaan alat rumah tangga asal Amerika Serikat, Ace Hardware, ini berkembang pesat. Harga saham PT Ace Hardware Indonesia Tbk meroket hingga 90 persen tahun lalu.
Selain memproduksi perkakas rumah tangga, Kuncoro melalui Ace Hardware juga menjual furnitur, mainan, dan lainnya. Peringkat kekayaannya melesat tujuh tingkat dan kini berada di urutan 27. Total kekayaan Kuncoro menurut Forbes mencapai US$1,06 miliar per November 2012. Tahun lalu, Kuncoro berada di urutan 34 dengan kekayaan hanya US$730 juta.
Yang merosot, bertahan dan masuk
Ada yang naik, ada juga yang turun. Pengusaha batu bara Low Tuck Kwong turun peringkat dari posisi empat pada 2011 menjadi nomor 12. Nilai kekayaannya tergerus dari US$3,7 miliar menjadi US$2 miliar akibat jatuhnya saham PT Bayan Resources Tbk. Pria kelahiran Singapura ini mempunyai tambang pertamanya pada 1997 lalu, lima tahun setelah Tuck Kwong pindah kewarganegaraan menjadi Indonesia.
Anjloknya harga batu bara di pasar dunia juga berdampak pada peringkat Aburizal Bakrie. Nama pemilik Bumi Resources yang pernah dinobatkan sebagai orang terkaya di Indonesia itu kini tidak lagi tertera dalam daftar 40 orang terkaya di Tanah Air.
Taipan media Hary Tanoesoedibjo juga turun peringkat dari 22 menjadi 29. Kekayaannya turun dari US$1,19 miliar menjadi US$1,04 miliar. Dari sektor keuangan dan media, Hary Tanoe pada 2012 terjun ke bisnis konstruksi dengan mendirikan MNC Infrastructure Utama. Dia juga masuk dunia politik dengan bergabung ke Partai Nasional Demokrat.
Peringkat pertama orang terkaya Indonesia masih ditempati oleh kakak beradik Robert Rudi dan Michael Hartono. Kekayaan mereka naik dari US$14 miliar pada 2011 menjadi US$15 miliar per November 2012.
Kekayaan keluarga Hartono berasal dari kepemilikan saham di PT Bank Central Asia Tbk senilai US$11 miliar. Selain dari bisnis perbankan, harta keluarga Hartono mengalir dari perusahaan rokok kretek Djarum, perkebunan kelapa sawit, dan kompleks real estate di Jakarta.
Di peringkat kedua terdapat Eka Tjipta Widjaja yang naik satu peringkat dibanding tahun lalu. Eka Tjipta per November 2012 memiliki kekayaan sebanyak US$7,7 miliar, turun dibandingkan 2011 sebesar US$8 miliar.
Kekayaan Eka Tjipta utamanya berasal dari bisnis kelapa sawit. Melalui perusahaan Golden Agri Resources, dia dan keluarganya memiliki perkebunan kelapa sawit terbesar kedua di dunia seluas 459.500 hektare.
Selain dari perkebunan kelapa sawit, Eka Tjipta juga memiliki lembaga jasa keuangan Sinar Mas Multiartha. Kekayaan Eka Tjipta turun US$300 juta, karena kinerja Smartfren Telecom dan Sinar Mas Multiartha yang melemah pada 2012.
Menempati peringkat ketiga adalah Susilo Wonowidjojo, yang melorot satu peringkat. Kekayaan Susilo pada 2012 turun tajam dari US$10,5 miliar menjadi US$7,4 miliar.
Tergerusnya kekayaan Susilo disebabkan anjloknya laba PT Gudang Garam Tbk sebesar 22 persen pada sembilan bulan pertama 2012. Gudang Garam didirikan oleh ayah Susilo. Saat ini dia menjabat sebagai Presiden Komisaris Gudang Garam.
Penurunan laba produsen rokok ini antara lain disebabkan sulitnya penjualan rokok di luar negeri. Beberapa negara, seperti Amerika Serikat, kini melarang penjualan rokok kretek.
Dari 40 nama tersebut, mencuat empat nama baru. Yang pertama adalah Lim Hariyanto Wijaya Sarwono yang berada di peringkat 30 dengan total kekayaan US$1,03 miliar. Hariyanto mendirikan perusahaan di Singapura bernama Bumitama Agri.
Bumitama Agri, per Maret 2012 memiliki lahan seluas 191.948 hektare untuk memproduksi minyak sawit. Kebun dan pabriknya tersebar di Provinsi Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan DKI Jakarta, dengan kapasitas 2 juta ton per tahun.
Pendatang baru yang masuk daftar adalah Alexander Tedja, pemilik pusat perbelanjaan terbesar di Jawa Timur. Alexander yang menempati posisi ke-36 dengan kekayaan US$790 juta, juga menggelembungkan pundi-pundinya dari megaproyek perumahan di Surabaya dan Jakarta melalui Pakuwon Group. Beberapa proyek yang mereka garap antara lain superblok Tunjungan City di Surabaya serta Gandaria City dan Kota Kasablanka di Jakarta.
Selain itu, muncul nama Sudhamek, bos GarudaFood. Raja makanan ringan ini membukukan kekayaan US$760 juta dan menempati posisi ke-38.
Sudhamek merupakan anak termuda dari 11 bersaudara. Ia sukses mengembangkan bisnis GarudaFood yang sebelumnya bernama Tudung, warisan ayahnya. Di tangannya, GarudaFood memiliki berbagai merek terkenal seperti Kacang Garuda dan snack anak-anak Gery.
Yang terakhir, di nomor ke-40, juga adalah "nama baru": Eddy Kusnadi Sariaatmadja, pemilik SCTV dan Indosiar. Selain dari dua stasiun TV itu, kekayaan Eddy juga dipupuk dari perusahaan distributor tunggal komputer Compaq. Taipan ini ditaksir memiliki kekayaan US$730 juta.
Sumber : viva.co.id
Majalah bisnis terkemuka, Forbes, kembali merilis daftar 40 orang terkaya di Indonesia. Total kekayaan para taipan di Tanah Air itu diperkirakan mencapai US$88,6 miliar atau Rp841,7 triliun (kurs Rp9.500). Jika dibandingkan tahun lalu, total kekayaan orang kaya RI naik 4 persen dari sebelumnya US$85,1 miliar.
Forbes menyusun daftar orang terkaya Indonesia dengan menggunakan ukuran kepemilikan saham, dan informasi keuangan yang diperoleh dari keluarga, individu, bursa efek, analis, serta sumber lainnya. Nilai taksirannya dihitung berdasarkan harga saham dan nilai tukar uang per 14 November 2012.
Dalam daftar terbaru ini, beberapa pengusaha turun peringkat karena anjloknya permintaan dan harga batu bara dunia. Namun, Indonesia masih diuntungkan dengan peningkatan konsumsi kelas menengah. Faktor ini ikut berkontribusi dalam peningkatan harta orang-orang terkaya Indonesia tahun ini.
Namun, beberapa taipan mengalami loncatan peringkat yang luar biasa. Salah satunya adalah Chairul Tanjung. Pengusaha yang akrab disapa CT ini lompat enam peringkat ke posisi lima. Nilai kekayaan CT per November 2012 ditaksir sebesar US$3,4 miliar, naik 61 persen dari posisi 2011 lalu sebesar US$2,1 miliar.
Lonjakan kekayaan lulusan kedokteran gigi Universitas Indonesia ini disebabkan penguatan lini bisnis media di bawah bendera Trans Corp Media dan langkahnya mengakusisi 100 persen saham Carrefour Indonesia. Chairul merupakan contoh pengusaha yang diuntungkan dengan peningkatan konsumsi kelas menengah di atas.
Di bawah CT, terdapat Sri Prakash Lohia yang melambung dari posisi ke-13 ke peringkat enam, dengan total kekayaan US$3 miliar. Pengusaha keturunan India ini merupakan pemilik Indorama Corporation dan Indorama Ventures.
Prakash memulai bisnis pabrik pemintalan benang di Purwakarta. Dia lalu merambah bisnis petrokimia. Bisnisnya berkembang pesat. Saat ini dia mempunyai berbagai pabrik di luar negeri, seperti pabrik pupuk urea di Afrika Barat. Saat ini Prakash lebih banyak tinggal di London dan mengendalikan berbagai perusahaannya dari kota ini.
Kekayaan mochtar Riady dan keluarga juga mengalami lonjakan signifikan, dari peringkat 38 ke nomor 11, dengan total kekayaan sebesar US$2,2 miliar. Harta pemilik grup Lippo ini menggelembung karena berbagai langkah akusisi di luar negeri. Salah satunya, karena mereka membeli 40 persen saham Fraser&Neave Ltd (F&N) sebesar 13,1 miliar dolar Singapura atau setara Rp102 triliun. Forbes menilai langkah ini berpotensi menjadi transaksi terbesar di Asia Tenggara.
Pengusaha lain yang menikmati lonjakan kekayaan akibat konsumsi kelas menengah adalah Kuncoro Wibowo. Roda bisnis pemegang lisensi perusahaan alat rumah tangga asal Amerika Serikat, Ace Hardware, ini berkembang pesat. Harga saham PT Ace Hardware Indonesia Tbk meroket hingga 90 persen tahun lalu.
Selain memproduksi perkakas rumah tangga, Kuncoro melalui Ace Hardware juga menjual furnitur, mainan, dan lainnya. Peringkat kekayaannya melesat tujuh tingkat dan kini berada di urutan 27. Total kekayaan Kuncoro menurut Forbes mencapai US$1,06 miliar per November 2012. Tahun lalu, Kuncoro berada di urutan 34 dengan kekayaan hanya US$730 juta.
Yang merosot, bertahan dan masuk
Ada yang naik, ada juga yang turun. Pengusaha batu bara Low Tuck Kwong turun peringkat dari posisi empat pada 2011 menjadi nomor 12. Nilai kekayaannya tergerus dari US$3,7 miliar menjadi US$2 miliar akibat jatuhnya saham PT Bayan Resources Tbk. Pria kelahiran Singapura ini mempunyai tambang pertamanya pada 1997 lalu, lima tahun setelah Tuck Kwong pindah kewarganegaraan menjadi Indonesia.
Anjloknya harga batu bara di pasar dunia juga berdampak pada peringkat Aburizal Bakrie. Nama pemilik Bumi Resources yang pernah dinobatkan sebagai orang terkaya di Indonesia itu kini tidak lagi tertera dalam daftar 40 orang terkaya di Tanah Air.
Taipan media Hary Tanoesoedibjo juga turun peringkat dari 22 menjadi 29. Kekayaannya turun dari US$1,19 miliar menjadi US$1,04 miliar. Dari sektor keuangan dan media, Hary Tanoe pada 2012 terjun ke bisnis konstruksi dengan mendirikan MNC Infrastructure Utama. Dia juga masuk dunia politik dengan bergabung ke Partai Nasional Demokrat.
Peringkat pertama orang terkaya Indonesia masih ditempati oleh kakak beradik Robert Rudi dan Michael Hartono. Kekayaan mereka naik dari US$14 miliar pada 2011 menjadi US$15 miliar per November 2012.
Kekayaan keluarga Hartono berasal dari kepemilikan saham di PT Bank Central Asia Tbk senilai US$11 miliar. Selain dari bisnis perbankan, harta keluarga Hartono mengalir dari perusahaan rokok kretek Djarum, perkebunan kelapa sawit, dan kompleks real estate di Jakarta.
Di peringkat kedua terdapat Eka Tjipta Widjaja yang naik satu peringkat dibanding tahun lalu. Eka Tjipta per November 2012 memiliki kekayaan sebanyak US$7,7 miliar, turun dibandingkan 2011 sebesar US$8 miliar.
Kekayaan Eka Tjipta utamanya berasal dari bisnis kelapa sawit. Melalui perusahaan Golden Agri Resources, dia dan keluarganya memiliki perkebunan kelapa sawit terbesar kedua di dunia seluas 459.500 hektare.
Selain dari perkebunan kelapa sawit, Eka Tjipta juga memiliki lembaga jasa keuangan Sinar Mas Multiartha. Kekayaan Eka Tjipta turun US$300 juta, karena kinerja Smartfren Telecom dan Sinar Mas Multiartha yang melemah pada 2012.
Menempati peringkat ketiga adalah Susilo Wonowidjojo, yang melorot satu peringkat. Kekayaan Susilo pada 2012 turun tajam dari US$10,5 miliar menjadi US$7,4 miliar.
Tergerusnya kekayaan Susilo disebabkan anjloknya laba PT Gudang Garam Tbk sebesar 22 persen pada sembilan bulan pertama 2012. Gudang Garam didirikan oleh ayah Susilo. Saat ini dia menjabat sebagai Presiden Komisaris Gudang Garam.
Penurunan laba produsen rokok ini antara lain disebabkan sulitnya penjualan rokok di luar negeri. Beberapa negara, seperti Amerika Serikat, kini melarang penjualan rokok kretek.
Dari 40 nama tersebut, mencuat empat nama baru. Yang pertama adalah Lim Hariyanto Wijaya Sarwono yang berada di peringkat 30 dengan total kekayaan US$1,03 miliar. Hariyanto mendirikan perusahaan di Singapura bernama Bumitama Agri.
Bumitama Agri, per Maret 2012 memiliki lahan seluas 191.948 hektare untuk memproduksi minyak sawit. Kebun dan pabriknya tersebar di Provinsi Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan DKI Jakarta, dengan kapasitas 2 juta ton per tahun.
Pendatang baru yang masuk daftar adalah Alexander Tedja, pemilik pusat perbelanjaan terbesar di Jawa Timur. Alexander yang menempati posisi ke-36 dengan kekayaan US$790 juta, juga menggelembungkan pundi-pundinya dari megaproyek perumahan di Surabaya dan Jakarta melalui Pakuwon Group. Beberapa proyek yang mereka garap antara lain superblok Tunjungan City di Surabaya serta Gandaria City dan Kota Kasablanka di Jakarta.
Selain itu, muncul nama Sudhamek, bos GarudaFood. Raja makanan ringan ini membukukan kekayaan US$760 juta dan menempati posisi ke-38.
Sudhamek merupakan anak termuda dari 11 bersaudara. Ia sukses mengembangkan bisnis GarudaFood yang sebelumnya bernama Tudung, warisan ayahnya. Di tangannya, GarudaFood memiliki berbagai merek terkenal seperti Kacang Garuda dan snack anak-anak Gery.
Yang terakhir, di nomor ke-40, juga adalah "nama baru": Eddy Kusnadi Sariaatmadja, pemilik SCTV dan Indosiar. Selain dari dua stasiun TV itu, kekayaan Eddy juga dipupuk dari perusahaan distributor tunggal komputer Compaq. Taipan ini ditaksir memiliki kekayaan US$730 juta.
Sumber : viva.co.id
0 komentar:
Post a Comment