Ini pengakuan langsung dari prajurit Israel. Dalam sebuah konferensi yang dipublikasikan pada Maret 2009 (dua bulan setelah agresi militer Gaza), dua orang tentara Israel yang tergabung dalam International Delta Force (IDF atau kesatuan tentara Israel), mengeluarkan pernyataan sehubungan dengan agresi mereka ke Jalur Gaza, Januari 2009 silam tersebut. “Kami selalu diperintahkan untuk masuk ke kerumunan. Kami diperintahkan untuk menembak kota pertama kali. Kami menembak semua orang dan membunuh banyak orang pula…
“Ketika kami memasuki sebuah rumah, kami tak pernah lagi membuka pintu, dan menembak begitu saja ke dalam rumah itu… Kami menyebutnya sebagai pembunuhan. Kami bertanya pada diri sendiri, apakah ini beralasan?” ujar salah seorang dari mereka.
Yang membuat mereka mengungkapkan hal ini adalah sebuah kejadian yang terus mereka ingat setelah agresi ke Gaza selelsai. “Saya melihat seorang nenek yang renta melintasi kami. Ketika lewat di depan kami, ia dibiarkan saja. Namun setelah membelakangi kami, seorang komandan menyuruh beberapa orang dari kami untuk menembaknya. Itu adalah pembunuhan yang dingin sekali… Dan kami sama sekali tak bermoral.”
Pengakuan ini jelas membuat Israel kelabakan. Di tengah investigasi interasional akan kejahatan perangnya selama di Gaza, pernyataan kedua tentara ini semakin menyudutkan mereka. Dani MAzir, Kepala Akademi Tentara Israel langsung mengeluarkan pernyataan, “Kami pikir, mereka berdua terlalu melebih-lebihkan pengalaman pribadi mereka. Semua orang Israel mengeluarkan pendapat bahwa nyawa orang Palestina tidak lebih penting daripada hidup tentara Israel,” begitu Dani Mazir. “Kami akan segera mengusutnya. Ini tidak etis untuk tentara!”
Sumber : islampos.com
“Ketika kami memasuki sebuah rumah, kami tak pernah lagi membuka pintu, dan menembak begitu saja ke dalam rumah itu… Kami menyebutnya sebagai pembunuhan. Kami bertanya pada diri sendiri, apakah ini beralasan?” ujar salah seorang dari mereka.
Yang membuat mereka mengungkapkan hal ini adalah sebuah kejadian yang terus mereka ingat setelah agresi ke Gaza selelsai. “Saya melihat seorang nenek yang renta melintasi kami. Ketika lewat di depan kami, ia dibiarkan saja. Namun setelah membelakangi kami, seorang komandan menyuruh beberapa orang dari kami untuk menembaknya. Itu adalah pembunuhan yang dingin sekali… Dan kami sama sekali tak bermoral.”
Pengakuan ini jelas membuat Israel kelabakan. Di tengah investigasi interasional akan kejahatan perangnya selama di Gaza, pernyataan kedua tentara ini semakin menyudutkan mereka. Dani MAzir, Kepala Akademi Tentara Israel langsung mengeluarkan pernyataan, “Kami pikir, mereka berdua terlalu melebih-lebihkan pengalaman pribadi mereka. Semua orang Israel mengeluarkan pendapat bahwa nyawa orang Palestina tidak lebih penting daripada hidup tentara Israel,” begitu Dani Mazir. “Kami akan segera mengusutnya. Ini tidak etis untuk tentara!”
Sumber : islampos.com
0 komentar:
Post a Comment