Dengan penuh suka cita, Lembaga Sosial As-Salamah menggelar pesta nikah massal kedua bagi korban luka di Jalur Gaza dengan tajuk “kemenangan tekad” dengan diikuti oleh 50 korban luka dari pejuang Intifadah.
Ketua lembaga, Muhammad Muqadimah menilai penyelenggaraan resepsi pernikahan “kemenangan tekad” bagi 50 korban luka adalah kemenangan besar bangsa Palestina menghadapi alat perang Israel yang membunuh dan menghancurkan di Jalur Gaza serta memblokade.
Ia mengisyaratkan, lembaga memutuskan untuk menyelenggarakan resepsi pernikahan massal ini setiap tahun setelah menerima janji dan sambutan dari pihak-pihak yang mendukung. Ia mengisyaratkan, para mempelai mendapatkan bantuan berupa mahar, perkakas rumah yang dibutuhkan.
Ia menyebutkan pemilihan mereka yang mendapatkan bantuan sesuai dengan standar bahwa pengantin harus menderita cacat, ekonominya tidak mampu, dan tidak mampu menikah.
Pesta pernikahan yang dihadiri oleh sejumlah pejabat pemerintah Palestina diselingin dengan sejumlah pementasan seni dan nasyid.
Para pengantin lelaki duduk di atas kursi roda di atas panggung pernikahan dengan mengenakan kopiah khusus dan di pundak mereka.
Salah seorang mempelai pengantin, Usamah Raihan (24) dari warga kamp pengungsi Jabaliah menegaskan bahwa dirinya bahagia dalam pesta nikah ini dan memberikan harapan setelah tiga tahun mengalami cacat akibat serangan Israel.
Ia menambahkan, penyelenggaraan nikah massal ini merupakan kesempatan baik dalam membentuk rumah tangga bahagia dan menemukan pendamping hidup yang membantunya menjalani kehidupan sehari-hari.
Ia menyampaikan rasa terimakasih kepada pihak-pihak yang mendukung pernikahan massal ini dan menyerukan agar terus melakukan dukungan dan kepedulian kepada korban luka dan cacat di kalangan warga Palestina akibat serangan Israel.
Sumber : republika.co.id
Ketua lembaga, Muhammad Muqadimah menilai penyelenggaraan resepsi pernikahan “kemenangan tekad” bagi 50 korban luka adalah kemenangan besar bangsa Palestina menghadapi alat perang Israel yang membunuh dan menghancurkan di Jalur Gaza serta memblokade.
Ia mengisyaratkan, lembaga memutuskan untuk menyelenggarakan resepsi pernikahan massal ini setiap tahun setelah menerima janji dan sambutan dari pihak-pihak yang mendukung. Ia mengisyaratkan, para mempelai mendapatkan bantuan berupa mahar, perkakas rumah yang dibutuhkan.
Ia menyebutkan pemilihan mereka yang mendapatkan bantuan sesuai dengan standar bahwa pengantin harus menderita cacat, ekonominya tidak mampu, dan tidak mampu menikah.
Pesta pernikahan yang dihadiri oleh sejumlah pejabat pemerintah Palestina diselingin dengan sejumlah pementasan seni dan nasyid.
Para pengantin lelaki duduk di atas kursi roda di atas panggung pernikahan dengan mengenakan kopiah khusus dan di pundak mereka.
Salah seorang mempelai pengantin, Usamah Raihan (24) dari warga kamp pengungsi Jabaliah menegaskan bahwa dirinya bahagia dalam pesta nikah ini dan memberikan harapan setelah tiga tahun mengalami cacat akibat serangan Israel.
Ia menambahkan, penyelenggaraan nikah massal ini merupakan kesempatan baik dalam membentuk rumah tangga bahagia dan menemukan pendamping hidup yang membantunya menjalani kehidupan sehari-hari.
Ia menyampaikan rasa terimakasih kepada pihak-pihak yang mendukung pernikahan massal ini dan menyerukan agar terus melakukan dukungan dan kepedulian kepada korban luka dan cacat di kalangan warga Palestina akibat serangan Israel.
Sumber : republika.co.id
0 komentar:
Post a Comment