Pasang iklan di sini Rp. 50.000/bulan

1:27 AM
0
Para pedagang pengecer di pasar trandisional di Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, mengeluhkan kurangnya pasokan cabai ke pasaran.

Beberapa pedagang di Pasar Badak, pasar tradisional terbesar di Kabupaten Pandeglang, menjelaskan kurangnya pasokan cabai itu sudah terjadi dalam dua pekan terakhir ini. "Sudah dua pekan ini pasokan cabai kurang, sementara permintaan masyarakat cukup tinggi," kata Dede, pedagang pengecer cabai rawit di Pasar Badak.

Sedikitnya pasokan cabai itu, kata dia, berdampak pada naiknya harga komoditas tersebut di pasaran.
Ia menjelaskan, harga eceran cabai merah keriting mencapai Rp 30 ribu/kg, padahal biasanya berkisar Rp 20 ribu-21 ribu/kg, cabai merah besar Rp 26 ribu/kg biasanya cuma Rp 17 ribu/kg.
Kemudian cabai rawit Rp 15 ribu/kg, naik dari biasanya Rp 10 ribu/kg dan cabai hijau besar Rp 12 ribu/kg biasanya hanya Rp 7.000-Rp 8.000/kg.

Erlan, pedagang pengecer cabai lainnya mengakui kurangnya pasokan tersebut, sehingga para pedagang tidak memiliki persediaan. "Pasokan hanya sedikit, jadi dalam sehari habis. Untuk jualan esok kita dipasok pada pagi hari," ucapnya.
Pemerintah Kabupaten Pandeglang, sebenarnya telah membangun klaster cabai di Desa Pagerbatu, Kecamatan Majasari, namun karena produksinya masih sedikit, tidak bisa mencukupi kebutuhan pasar.

Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Pandeglang Cahyan Sofyadi menjelaskan, Desa Pagerbatu cocok untuk pengembangan tanaman cabai karena itulah dijadikan klaster cabai.
Pada tahap awal, kata dia, luas penanaman cabai di lokasi klater itu hanya dua hektare, dengan jumlah tanaman sekitar 20 ribu batang. Secara bertahap akan terus dikembangkan.

Sumber : republika.co.id

0 komentar:

Post a Comment