Importasi produk pertanian sering menuai
kritikan namun kenyataannya fenomena ini terus terjadi. Bahkan bukan
hanya produk-produk pertanian, produk-produk yang 'remeh temeh' yang
sejatinya bisa dibuat di dalam negeri pun masih diimpor.
Ketua Dewan Hortikultura Nasional Benny Kusbini mengatakan impor produk-produk pertanian dan produk lainnya merupakan cerminan dari kebijakan pemerintah yang tak mempunyai arah di bidang pertanian.
"Apasih yang tidak di Impor Indonesia saat ini, ya singkong, Jagung, Kedelai dan garam bahkan sampai tusuk gigi pun kita impor," ujar Benny kepada detikFinance, Senin (9/7/2012)
Benny menuturkan kebijakan pemerintah saat ini sangat fokus ke sektor Perkebunan kelapa sawit. Sehingga sektor pertanian lainnya terbengkalai.
"Disinilah letak masalahnya, lahan-lahan perkebunan Jagung, Kedelai,Singkong sampai persawahan tergusur lahan-lahan kelapa sawit," ungkapnya.
Menurutnya hal ini tidak hanya kesalahan Kementerian Pertanian, tetapi juga tanggungjawab penuh dari Kementerian Keuangan, Perindustrian, Perdagangan dan lainnya.
"Bagaimana lebih mudah mendapatkan pinjaman di bank jika petaninya petani kelapa sawit dibandingkan dengan petani singkong, lahan tergusur karena pemerintah lebih mementingkan kelapa sawit, sehingga berakibat jenis agrobisnis yang lain stagnan," tandasnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada bulan April dan Mei 2012, sebanyak 5.057 ton singkong asal China dengan nilai US$ 1,3 juta masuk ke Tanah Air. Pada Mei impor singkong dilakukan dari negara Vietnam.
Sebanyak 1.342 ton singkong dengan nilai US$ 340 ribu masuk ke Indonesia. Dengan demikian, sepanjang tahun ini, ada proses impor singkong sebangan 6.399 ton dengan nilai US$ 1,6 juta dari kedua negara tersebut.
Sumber : detik.com
Ketua Dewan Hortikultura Nasional Benny Kusbini mengatakan impor produk-produk pertanian dan produk lainnya merupakan cerminan dari kebijakan pemerintah yang tak mempunyai arah di bidang pertanian.
"Apasih yang tidak di Impor Indonesia saat ini, ya singkong, Jagung, Kedelai dan garam bahkan sampai tusuk gigi pun kita impor," ujar Benny kepada detikFinance, Senin (9/7/2012)
Benny menuturkan kebijakan pemerintah saat ini sangat fokus ke sektor Perkebunan kelapa sawit. Sehingga sektor pertanian lainnya terbengkalai.
"Disinilah letak masalahnya, lahan-lahan perkebunan Jagung, Kedelai,Singkong sampai persawahan tergusur lahan-lahan kelapa sawit," ungkapnya.
Menurutnya hal ini tidak hanya kesalahan Kementerian Pertanian, tetapi juga tanggungjawab penuh dari Kementerian Keuangan, Perindustrian, Perdagangan dan lainnya.
"Bagaimana lebih mudah mendapatkan pinjaman di bank jika petaninya petani kelapa sawit dibandingkan dengan petani singkong, lahan tergusur karena pemerintah lebih mementingkan kelapa sawit, sehingga berakibat jenis agrobisnis yang lain stagnan," tandasnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada bulan April dan Mei 2012, sebanyak 5.057 ton singkong asal China dengan nilai US$ 1,3 juta masuk ke Tanah Air. Pada Mei impor singkong dilakukan dari negara Vietnam.
Sebanyak 1.342 ton singkong dengan nilai US$ 340 ribu masuk ke Indonesia. Dengan demikian, sepanjang tahun ini, ada proses impor singkong sebangan 6.399 ton dengan nilai US$ 1,6 juta dari kedua negara tersebut.
Sumber : detik.com
0 komentar:
Post a Comment